Beranda · Daftar isi · Tentang saya · Disclaimer

Pages

Cerita Bu Guru: Ibunda yang Adil

Adil, kebanyakan orang berpikir bahwa adil adalah sesuatu yang sama dari segi kualitas dan kuantitas. Namun Tuhan yang Maha Adil sendiri membuat hambanya dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda. Karena adil tidak harus sama, melainkan proporsional sesuai dengan situasi dan kondisi setiap orang.

Simak kisah berikut!

Alkisah di sebuah keluarga hiduplah sepasang suami istri dan dua orang anak. Anak pertama perempuan bernama Keke, sedangkan adiknya laki-laki bernama Didi. Sang kakak sangat menyayangi adiknya, adiknya terpaut umur 3 tahun dari kakaknya. Sang adik sangat menyukai apapun yang dimiliki sang kakak, karena sang adik selalu menganggap bahwa apapun yang ada pada diri kakaknya adalah sesuatu yang keren.

Hingga suatu hari sang ibunda usai pergi dari sebuah kondangan syukuran perkawinan. Ibunda membawa dua buah kue untuk anaknya. Ada kue berwarna merah rasa stroberi, dan kue berwarna kuning rasa jeruk. Sang ibunda lupa bahwa kakak beradik ini akan berebut apabila mendapat sesuatu yang berbeda.

Tibalah sang ibunda di rumah. Dengan senyum riang kedua anak tersebut menyambut kedatangan ibunya. "Bunda, bunda bawa apa?" Seperti biasa sang kakak selalu menagih oleh-oleh dari ibunya setiap pulang dari kondangan. "Didi juga mau bunda.." rengek Didi.

"Bunda bawa kue nak!" Jawab Ibunda. Sebelum mengeluarkan kuenya, Ibunda ingat akan perilaku mereka. Namun bukannya seorang ibu, jika dia tidak bisa mengatasi hal seperti ini. 

"Bunda bawa dua kue, ada yang merah nih, rasa stroberi" kata bunda sambil mengeluarkan kue berwarna merah dari tasnya "ada juga yang rasa jeruk, warna kuning" lanjut bunda sambil mengeluarkan kue yang satunya.

"Kakak mau yang mana?" Tanya bunda sambil berbisik. "Me..rah.." jawab kakak sambil berbisik pula pada bundanya. 
Kue kepribadian guru kisah inspirasi

"Aaaah, kalau begitu ini untuk kakak" kata sang Bunda sambil memberi kue warna kuning untuk kakak "dan yang rasa stroberi untuk adik" sambil memberikan kue warna merah untuk adik.

Sang kakak bingung atas perlakuan bundanya, karena ia merasa bahwa ia mengatakan ingin kue yang merah, ia hendak protes namun ia diam saja. Hingga bundanya berkata "waaah, kakak yang rasa jeruk pasti seger yaa? Enak ya sepertinya, hmmmm" kata sang Bunda. Sang kakak masih terdiam.

Tiba-tiba sang adik berkata "aku mau yang itu!" Kata sang adik. Bunda tersenyum pada sang kakak, sang kakak pun kini mengerti maksud bundanya. "Niih!" Dengan senang hati sang kakak memberikan kue berwarna kuning pada sang adik.

Kemudian mereka berdua makan kue itu bersama-sama dengan rukun. Sang bunda tersenyum melihat mereka berdua. Kini anak-anak tersebut sama-sama mendapat yang mereka inginkan. Sang kakak mendapat kue warna merah yang diinginkannya, sang adik mendapat kue milik sang kakak yang diinginkannya pula. Begitulah keadilan dalam keluarga mereka.

~Sekian

Pesan moral: 
Adil tidak harus sama dari segi kualitas maupun kuantitas. Melainkan harus proporsional sesuai dengan situasi dan kondisi setiap orang.

Baca cerita bu guru yang lainnya Klik disini

NB:
Cerita ini adalah kisah nyata yang penulis dapatkan dari menyimak kegiatan sehari-hari sebuah keluarga tetangga sekaligus teman masa kecil penulis. Penulis membagikan cerita ini semoga menjadi inspirasi bagi keluarga yang lain, dan juga sebagai kenangan saat sang penulis rindu pada setiap anggota keluarga ini.

Kata kunci: Pendidikan, Guru, karakter, kepribadian, parenting, siswa, sekolah

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Cerita Bu Guru: Ibunda yang Adil"

Post a Comment

Apabila ada bagian yang kurang jelas, kritik maupun saran silahkan disampaikan dengan bahasa yang dapat diterima oleh nurani dari berbagai kalangan. Terima kasih. Salam Menulis!