Beranda · Daftar isi · Tentang saya · Disclaimer

Pages

Cerita Bu Guru: Raja dan Warna Hijau

Dikisahkan di sebuah kerajaan yang sudah modern, semua teknologi sudah berkembang dengan pesat. Pada zaman tersebut terkenal dengan teknologi kesehatan penyembuhan berbagai macam penyakit dengan terapi warna.

Suatu hari sang Raja yang terkenal bijaksana, adil, dan begitu arif tiba-tiba terkena sebuah penyakit yang menyerang kejiwaannya. Raja tersebut tiba-tiba menjadi pemarah, mudah berkata kasar dan ringan tangan kepada siapapun termasuk kepada sang Ratu dan kepada anak-anaknya.

Ketegangan melanda ke seluruh penjuru kerajaan. Suasana di Istana sangat mencekam. Setiap dayang dan punggawa tidak berani mengangkat kepala. Mereka merasa takut sekaligus heran terhadap perilaku sang raja. Hal tersebut berdampak pada kelangsungan hidup seluruh warga kerajaan. Hubungan diplomatis dengan negara lain pun menjadi renggang karena sikap raja yang banyak menyinggung terhadap pemimpin negara lain. Roda ekonomi kerajaan menjadi dibawah, kerajaan banyak mengalami kerugian.

Melihat suasana kerajaan yang begitu memprihatinkan, Ratu berinisiatif untuk datang ke tabib yang bisa mengobati perilaku Raja. Kemudian sang tabib panggilan Ratu pun datang ke kerajaan. Tabib itu memperhatikan keseharian Raja dari kejauhan. Hingga sang tabib menemukan kesimpulan dari penyakit sang Raja dan melaporkan pada Ratu.

"Ratu, sang Raja dapat disembuhkan dengan terapi warna" kata tabib terhadap sang Ratu. "Bagaimana? Warna apa yang bisa mengobati Raja?" Tanya Ratu. "Warna hijau, Raja harus banyak mengonsumsi warna hijau, dan melihat yang hijau-hijau" jawab sang tabib mantap.

Saat itu juga sang Ratu langsung melaksanakan saran sang tabib. Dimulai dari meminta pada juru masak agar hanya memasak makanan warna hijau saja. Kemudian menyuruh para dayang untuk mengganti suasana kamar agar menjadi warna hijau. Sang Raja merasa ada yang aneh dengan sikap sang Ratu yang menginginkan warna hijau namun Raja tidak memrotes hal tersebut, namun ia menanyakan penyebabnya pada sang Ratu. Ratu menjawab dengan jujur, Ratu tidak ingin berbohong atas rencananya dengan sang tabib.

Tanpa diduga sang Raja tersenyum untuk yang pertama kalinya setelah sekian lama. Raja menyetujui rencana sang Ratu, karena sebenarnya selama ini ia pun tidak tenang karena sikapnya sendiri. 

Namun entah apa lagi penyebabnya, Raja tetap tidak bisa tenang melihat dayang dan punggawa di sekitarnya tidak berwarna hijau. Diutuslah semua punggawa dan dayang yang melayani untuk merubah dirinya menjadi hijau. Dan agar tidak menjadi masalah, kini seluruh istana menjadi hijau. 

Sudah seperti itu, Raja masih risau ketika melakukan inspeksi ke wilayah pelosok kerajaan karena tidak berwarna hijau. Akhirnya atas titah Raja, seluruh wilayah kerajaan, baik di dalam maupun di luar istana semua berwarna hijau.

Para warga kerajaan pun tetap merasa tidak tenang, karena Raja tak kunjung reda dari sifat pemarahnya. Semua warga kerajaaan baik di luar maupun di dalam istana mengubah dirinya menjadi hijau. Tidak hanya pakaian, kulitnya menggunakan warna hijau, rambut juga dicat warna hijau. Alhasil seluruh kerajaan menjadi hijau dan mencekam. 

Sang Ratu yang kini juga menjadi hijau dari ujung kepala hingga kaki, merasa ada yang kurang dari saran sang tabib, karena Raja masih belum sembuh dari penyakit pemarahnya. Sang Ratu kembali melakukan perjalanan pergi ke tempat sang tabib. Saat datang di tempat tabib, Ratu menyeritakan semua yang terjadi di kerajaan. Sang tabib mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.

"Ratu ubah dirimu dan semua rakyatmu menjadi sepertu semula, aku akan datang ke tempatmu seminggu lagi" saran sang tabib. 

Tanpa banyak bertanya, sang ratu kembali ke kerajaan dan meminta seluruh kerajaan baik di dalam maupun di luar istana agar merubah segala sesuatunya menjadi seperti semula. Sang Raja makin marah besar, karena menganggap sang Ratu tak ingin dirinya sembuh. Raja tidak tahu bahwa ini adalah perintah sang tabib.

Raja menjalani hari-hari dengan gusar. Sebagian warga kerajaan masih berwarna hijau karena takut pada Raja. Sebagian lagi sudah tidak hijau karena mendengar perintah Ratu.

Hingga hari dimana sang tabib datang ke kerajaan dengan sebuah kacamata. "Bagaimana dengan terapiku yang kau sampaikan sebelumnya tabib?" Tanya Raja pada sang tabib. "Tuanku kali ini tuanku tidak perlu lagi mengubah yang lainnya menjadi hijau" jawab tabib.

"Kenapa? Bukankah terapiku adalah warna hijau?" Tanya raja kemudian. "Iya! Namun setelah mengubah seluruh kerajaan menjadi hijau, apakah Tuanku merasa lebih baik?" Tanya tabib kembali. "Tidak tabib, aku sendiri tidak tahu mengapa, malah akhir-akhir ini sang Ratu juga tidak mau berwarna hijau lagi, aku kesal padanya" jawab sang Raja.

"Itu semua atas saran hamba tuanku. Sang Ratu tidak berwarna hijau, dan memerintahkan agar seluruh warga tidak menjadi hijau juga atas saran hamba seminggu yang lalu" jawab sang tabib "karena menurut hamba, bukan orang lain atau segala sesuatu di sekitar tuan yang harus menjadi hijau, melainkan cara pandang tuan terhadap sesuatu lah yang harus diubah menjadi hijau" sambung sang tabib kembali.

"Bagaimana caranya tabib?" Tanya sang Raja.

"Ini raja" sambil menyodorkan kacamata yang dibawanya "itu adalah kacamata yang saya buat dengan lensa hijau, sehingga akan membuat sang Raja melihat segala sesuatu menjadi warna hijau" sambung tabib menerangkan.

Setelah menggunakan kacamata hijau, benar saja sang Raja kembali menjadi Raja bijaksana yang memimpin kerajaan dengan kearifannya.

~Sekian

Pesan moral:
Kita tidak mungkin mengubah orang lain menjadi sesuai keinginan kita. Namun kitalah yang perlu menyesuaikan cara pandang kita terhadap orang lain.

Kata kunci: Pendidikan, Guru, Siswa, Sekolah, Cerita, Inspirasi

Baca cerita lainnya Klik disini

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Cerita Bu Guru: Raja dan Warna Hijau"

Post a Comment

Apabila ada bagian yang kurang jelas, kritik maupun saran silahkan disampaikan dengan bahasa yang dapat diterima oleh nurani dari berbagai kalangan. Terima kasih. Salam Menulis!